
Penerbangan sore hari di kawasan Gunung Salak beresiko tinggi, demikian pengamat penerbangan.
Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan, penerbangan demonstrasi atau joy flight kurang tepat dilakukan di atas kawasan Gunung Salak pada sore hari, karena cuacanya acap berubah-ubah di wilayah itu.
"Saya dulu pernah terbang di daerah itu. Kalau
pagi, (cuacanya) cukup bagus. Tetapi begitu sore, kondisi cuaca cepat
berubah," kata Gerry Soejatman, pengamat penerbangan, kepada wartawan
BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (10/05) siang.."Kalau kita tidak familiar dengan areanya, memang beresiko," katanya.
Keterangan otoritas terkait menyebutkan, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing di sisi selatan Gunung Salak pada Rabu (09/05) siang, dikemudikan oleh pilot asal Rusia.
"Saya dulu pernah terbang di daerah itu. Kalau pagi, (cuacanya) cukup bagus. Tetapi begitu sore, kondisi cuaca cepat berubah."
Gerry Soejatman, pengamat penerbangan
Informasi dari pihak terkait menyebutkan, sebelum kehilangan kontak, awak kabin sempat meminta ijin untuk menurunkan ketinggian.
Terhadap informasi ini, Gerry menganalisa, kemungkinan pilot menurunkan pesawatnya untuk menghindari awan tebal di depannya.
"Tetapi, pada saat itu, dia barangkali tidak melihat atau lupa berada di daerah pegunungan," kata Gerry.
"Pilot barangkali juga tidak tahu ada gunung yang lebih tinggi, dari ketinggian yang dia minta," lanjutnya.
Secara ideal, menurut Gerry, penerbangan demonstrasi tidak dilakukan di kawasan yang cuacanya cepat berubah.
"Idealnya diplih area yang tidak ada turbelence, tidak ada cuaca yang cepat berubah", tandasnya.
'Pilot telah pelajari peta'

Produsen Sukhoi membantah pilotnya tidak memahami wilayah Gunung Salak.
"(Pilot) Tahu semuanya, karena di siang hari sebelum terbang, dia sudah mempelajari map," kata Sunaryo, salah-seorang konsultan PT Tri Marga Rekatama, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho, dari Bandar Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
Dia juga memastikan, pesawat tersebut terbang pada jalur yang sudah direncanakan sejak awal.
"Zona itu (kawasan Gunung Salak) memang dilewati karena menuju pelabuhan Ratu," kata Sunaryo.
Ditanya wartawan kenapa pesawat itu menuju Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, Sunaryo tidak bisa menjawab, karena rencana penerbangannya dibawa rekannya yang berada dalam pesawat tersebut.
Tentang alasan pilot Sukhoi meminta ketinggian pesawat diturunkan, Sunaryo juga mengaku tidak mengetahuinya.
sumber:http://www.bbc.co.uk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda salam sahabat!!! Rudi thea