PALABUHANRATU, (PRLM).- Sedikitnya 10 rumah
warga di pemukiman nelayan di Kp. Cemara RW 32, Kel/Kec. Palabuhanratu,
rusak akibat disapu angin kencang dampak musim angin barat. Asbes,
genting dan kayu atap rumah mereka, hancur akibat diterjang bencana
tersebut. Tak hanya disapu angin kencang saja, rumah mereka pun terkena
gelombang pasang hingga air laut masuk ke rumah-rumah mereka. Tidak ada
korban jiwa dan luka-luka dalam musibah tersebut. Hanya saja, warga yang
atap rumahnya rusak menderita kerugian materi yang nominalnya kini
masih dalam proses perhitungan.
“Rumah warga yang rusak diperkirakan ada 10 rumah. Kerusakannya, asbes, genting dan kayu atapnya banyak yang hancur akibat disapu angin,” kata Kamad (32) salah seorang warga di pemukiman nelayan di Kp. Cemara RW 32, Kel/Kec. Palabuhanratu ketika dihubungi di rumahnya, Rabu (25/1).
Menurut dia, musibah angin kencang dampak musim angin barat tersebut sebetulnya sudah berlangsung lama. Namun, kondisi parahnya terjadi sekira tiga hari lalu. Bahkan Senin (23/1) lalu, angin kencang telah merusakan atap 10 rumah warga. Kesepuluh rumah warga yang rusak tersebut, diantaranya rumah Casmat, Tasmin dan Tarkim. “Bahkan rumah Casmat, sudah dua kali diperbaiki akibat atapnya rusak disapu angin kencang dari arah laut. Sampai-sampai asbes dan gentingnya hancur. Kayu-kayu atapnya pun banyak yang coplok ,” kata Kamad.
Tak hanya menimbulkan angin kencang saja, kata dia, dampak musim angin barat itu pun telah menimbulkan gelombang pasang di Teluk Palabuhanratu. Dampaknya, belasan rumah warga di Kp. Cemara terkena gelombang pasang hingga air lautnya masuk ke dalam rumah. Ketinggian airnya mencapai sekira 5 cm. Rumah warga yang terkena gelombang pasang, di antaranya rumah Herwanto, Tasmidin, Rahmat, Tarmidi, Casmat, Aim, Tarim dan Sarnapa.
Ketika dikonfirmasi melalui telepon, Camat Palabuhanratu, Dedi Chardiman, S.IP., membenarkan terjadinya musibah tersebut. Ia mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, jumlah rumah warga di Kp. Cemara yang rusak akibat disapu angin kencang, tercatat sebanyak enam rumah yang dihuni 20 orang warga. Kondisinya, atap rumah mereka mengalami rusak ringan. Misalnya, asbes dan gentingnya banyak yang pecah dan kayu-kayunya pun ada yang patah akibat disapu angin kencang.
Guna mengevakuasi warga ke tempat aman dan menjauh dari pantai, kata Dedi, pihaknya sedang berupaya meminjam dua unit tenda darurat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Sukabumi. Sebab di saat musim barat ini, kondisi pemukiman warga Kp. Cemara yang berada di pinggir pantai, dinilai rawan terkena bencana gelombang pasang. (A-67/das)***
“Rumah warga yang rusak diperkirakan ada 10 rumah. Kerusakannya, asbes, genting dan kayu atapnya banyak yang hancur akibat disapu angin,” kata Kamad (32) salah seorang warga di pemukiman nelayan di Kp. Cemara RW 32, Kel/Kec. Palabuhanratu ketika dihubungi di rumahnya, Rabu (25/1).
Menurut dia, musibah angin kencang dampak musim angin barat tersebut sebetulnya sudah berlangsung lama. Namun, kondisi parahnya terjadi sekira tiga hari lalu. Bahkan Senin (23/1) lalu, angin kencang telah merusakan atap 10 rumah warga. Kesepuluh rumah warga yang rusak tersebut, diantaranya rumah Casmat, Tasmin dan Tarkim. “Bahkan rumah Casmat, sudah dua kali diperbaiki akibat atapnya rusak disapu angin kencang dari arah laut. Sampai-sampai asbes dan gentingnya hancur. Kayu-kayu atapnya pun banyak yang coplok ,” kata Kamad.
Tak hanya menimbulkan angin kencang saja, kata dia, dampak musim angin barat itu pun telah menimbulkan gelombang pasang di Teluk Palabuhanratu. Dampaknya, belasan rumah warga di Kp. Cemara terkena gelombang pasang hingga air lautnya masuk ke dalam rumah. Ketinggian airnya mencapai sekira 5 cm. Rumah warga yang terkena gelombang pasang, di antaranya rumah Herwanto, Tasmidin, Rahmat, Tarmidi, Casmat, Aim, Tarim dan Sarnapa.
Ketika dikonfirmasi melalui telepon, Camat Palabuhanratu, Dedi Chardiman, S.IP., membenarkan terjadinya musibah tersebut. Ia mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, jumlah rumah warga di Kp. Cemara yang rusak akibat disapu angin kencang, tercatat sebanyak enam rumah yang dihuni 20 orang warga. Kondisinya, atap rumah mereka mengalami rusak ringan. Misalnya, asbes dan gentingnya banyak yang pecah dan kayu-kayunya pun ada yang patah akibat disapu angin kencang.
Guna mengevakuasi warga ke tempat aman dan menjauh dari pantai, kata Dedi, pihaknya sedang berupaya meminjam dua unit tenda darurat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Sukabumi. Sebab di saat musim barat ini, kondisi pemukiman warga Kp. Cemara yang berada di pinggir pantai, dinilai rawan terkena bencana gelombang pasang. (A-67/das)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda salam sahabat!!! Rudi thea