Sampai saat ini, kotak hitam pesawat Sukhoi belum ditemukan.

Tim SAR bekerja sama dengan TNI terus mengevakuasi korban (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
"Karena saat itu lokasi aman, maka diizinkan. Saat itu, pilot izin sebelum aplus ke Lanud Atang Sanjaya," kata Herry di Posko helipad Pasir Pogor, Cijeruk, Bogor, Sabtu 12 Mei 2012.
Pesawat kemudian memutar di Atang Sanjaya Bogor dan melanjutkan perjalanan. "Di situ baru hilang kontak," kata Herry.
Turunnya pesawat itu sempat jadi perdebatan mengingat ketinggian Gunung Salak yang mencapai 7.000 kaki. Apalagi, Sukhoi diketahui menabrak tebing salah satu dari tiga puncak gunung ini.
Sampai saat ini, tim evakuasi belum menemukan kotak hitam pesawat yang bisa menjadi petunjuk utama apa yang terjadi pada pesawat nahas itu sampai menambrak Puncak I Gunung Salak. Jika ditemukan, kotak hitam akan diteliti bersama Indonesia dan Rusia. "Karena terdapat bahasa Rusia yg tidak dimengerti."
Masa depan Sukhoi jenis ini di Indonesia pun kini di ujung tanduk. Jika hasil investigasi menemukan bahwa kecelakaan pesawat karena human error, izin pun tidak masalah. "Tapi kalau masalah mesin dan kelayakan terbang, tidak kami beri izin," tegas Herry yang datang bersama Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
Pesawat Sukhoi menabrak tebing Puncak I Gunung Salak, Rabu 9 Mei 2012 setelah hilang kontak sejak pukul 14.33 WIB. Pesawat kemudian ditemukan melalui operasi udara, Kamis 10 Mei lalu.
Tim SAR sendiri baru berhasil mencapai lokasi kecelakaan Jumat kemarin yang berangkat melalui jalur darat. Kondisi cuaca yang berubah-ubah menyulitkan petugas menggunakan helikopter dalam proses evakuasi. Pesawat ini diduga membawa 45 penumpang plus awak.
sumber:VIVAnews -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda salam sahabat!!! Rudi thea