Bicara elektronic tak jauh dari power suply/ REGULATOR CATU DAYA dan hampir kerusakan yang sering terjadi yakni di bagian itu" karena sebuah rangkaian membutuhkan yang nama nya catu daya"
Saat ini, hampir
seluruh perangkat elektronik menggunkan regulator switching / SMPS
(Switching
Mode Power Supply)
untuk supply dayanya, penggunaan regulator switching memiliki tingkat
efisiensi yang lebih tinggi dibandaing regulator linier, regulator
linier memiliki tingkat efisiensi maksimum 50%, sedangkan regulator
switching memiliki tingkat efisiensi 85% hingga 95%.
Selain efisiensi,
keuntungan lain menggunakan regulator switching adalah faktor
fleksibilitas dan kesetabilan yang tinggi, bahkan beberapa output
tegangan dengan polaritas yang berbeda dan keluaran tegangan yang
lebih lebih tinggi daripada masukannya dapat dihasilkan dari satu
sumber tegangan saja, dan yang tak kalah mencengangkan adalah dengan
ukuran yang hanya seperempat regulator linier bisa dihasilkan besar
arus yang sama.
Sebuah switching
regulator biasanya terdiri atas sebuah PWM control dan sebuah
transistor yang difungsikan sebagai switch. PWM (Pulse
Width Modulation) mengontrol
berapa lama switch dalam keadaan memutus atau menyambung dimana
switch ini dihubungkan dengan sebuah trafo atau induktor,
perbandingan waktu sambung (TOn)
dan waktu putus (TOff)
switch dalam satu periode siklus menjadi penentu besarnya tegangan
keluaran dan bukan tergantung pada tegangan masukannya (Vin), itu
sebabnya mengapa televisi Anda tetap menyala normal meskipun tegangan
PLN turun hingga 85 Volt saja. PWM biasanya bekerja pada frekuensi
antara 50 Khz hingga 100 Khz dengan bentuk gelombang yang hampir
persegi, dimana frekwensi dengan bentuk gelombang tersebut akan
menimbulkan frekuensi harmonisa jika kurang bagus dalam peredaman,
ini menjelaskan mengapa televisi cina akan tertutup gambar
berkelok-kelok seperti gangguan sinyal RF jika pada tegangan 180 Volt
yang mensupply RGB amplifier capasitornya kering, karena sebenarnya
sinyal yang mengganggu tersebut adalah "sinyal" frekuensi
dari PWM yang tidak lagi diredam oleh capasitor 10uF atau 22uF / 250
Volt, karena fungsi utama capasitor pada keluaran regulator swiching
adalah sebagai filter.
Secara sederhana
rangkaian dari sebuah switching regulator adalah seperti ditunjukkan
gambar dibawah ini :
Tetapi disini tidak
akan dibahas lebih jauh bagaimana sebuah regulator swtching berkerja
atau apa saja jenis dari regulator swiching. sebuah e-book yang bagus
dapat menjadi bahan bacaan Anda untuk dapat mempelajari lebih jauh
mengenai regulator switching.
IC Switching
Regulator Dengan Jalur Transistor Terpisah
Sanken™
memproduksi beberapa seri regulator switching, tetapi yang menjadi
perhatian disini adalah seri dengan jalur transistor yang benar-benar
terpisah dengan PWM control-nya meskipun berada dalam satu keping
(chip),
ini memberikan keuntungan jika kerusakan hanya terjadi pada
transistor switching nya saja, maka kita dapat mengganti transistor
switching internalnya dengan transistor eksternal tanpa harus
mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC baru, dengan cara
tersebut kita dapat menekan biaya reparasi yang seharusya tinggi.
Karena dengan hanya menambahkan sebuah transistor
regulator
biasa tentu biayanya jauh lebih murah dari pada harus mengganti
secara keseluruhan dengan sebuah IC baru. Selain itu kita juga dapat
memilih transistor dengan parameter yang lebih tinggi sehingga
menjadi lebih awet.
Tabel dibawah ini
menunjukkan tipe-tipe IC switching regulator dengan transistor
internal jalur terpisah berikut data Tegangan masukan (Vin) arus
output (Ic)
dan Daya-nya.
Tipe
|
V
in
(Volt)
|
Ic
|
Daya
(W)
|
STR-S5703
|
110
- 120
|
6
|
140
|
STR-S5707
|
85
- 265
|
6
|
90
|
STR-S5708
|
85
- 265
|
7.5
|
120
|
STR-S6703
|
110
- 120
|
6
|
140
|
STR-S6704
|
110
- 120
|
5
|
100
|
STR-S6707
|
85
- 265
|
6
|
90
|
STR-S6708
|
85
- 265
|
7.5
|
120
|
STR-S6709
|
85
- 265
|
10
|
160
|
Mengganti
Transistor Internal Dengan Transistor Eksternal
Lihat
blok diagram dari IC switching regulator ini, bisa kita lihat bahwa
kaki-kaki internal transistor switching-nya benar-benar terpisah
jalurnya dari rangkaian lainnya meskipun berada dalam satu chip,
kecuali pada kaki emitor (common)
yang masih terhubung dengan rangkaian lainnya, tetapi ini tidak
menjadi masalah karena kaki emitor nantinya terhubung dengan massa
(ground)
yang sekaligus menjadi jalur massa bagi rangkain internal (dalam hal
ini rangkaian PWM control). Sehingga meskipun transistor
switching-nya rusak dalam kondisi hubung singkat ketiga kakinya
(EBC-nya) bukan menjadi masalah yang berarti.
Meskipun sebagian
besar kasus yang kami temui bahwa kerusakan IC switching regulator
tipe ini hanya terjadi pada transistor switching nya saja, namun
sebaiknya Anda melakukan pengecekan terlebih dahulu apakah memang
hanya transistor switching-nya saja yang rusak, karena kemungkinan
rangkaian PWM nya juga mengalami kerusakan bisa saja terjadi. Secara
sederhana untuk mengetahui bahwa rangkain kontrol PWM nya dalam
kondisi normal adalah dengan cara melihat komponen eksternal
pendukung rangkaian PWM nya apakah semuanya dalam kondisi normal,
tidak ada yang terbakar, putus (open)
ataupun hubung singkat (short),
jika semuanya normal, hampir bisa dipastikan bahwa rangkaian PWM nya
dalam kondisi normal, namun jika ditemui rangkaian eksternal
pendukung rangkaian PWM nya ada yang tidak normal, misalnya ditemui
dioda nya short,
resistornya terbakar atau transistornya short
maka upaya penggantian transistor switching internal dengan
transistor switching eksternal tidak bisa dilakukan, satu-satunya
jalan jika menemui situasi seperti ini adalah mengganti secara
keseluruhan dengan sebuah IC Switching Regulator baru. Cara kedua
yaitu dengan cara melihat adanya denyut tegangan pada keluaran PWM
nya ada atau tidak, caranya lepas hubungan pin nomor 1 dan 3
STR pada PCB, atau bisa langsung dipotong saja pin nomor 1 dan 3 pada
STR tersebut, kemudian tes keluan PWM nya ( STR-57xx pada pin nomor
8, sedangkan STR-S67xx pada pin nomor 5) jika ada denyut tegangan
berarti rangkaian PWM nya masih normal.
Jika
sudah dapat dipastikan bahwa rangkaian PWM nya dalam kondisi normal,
maka kita dapat melakukan penggantian transistor internal dengan
transistor eksternal, cara penyambungan nya adalah sebagai berikut,
Potong Pin nomor 1 dan 3 pada STR-S570X atau STR-S670X yang terhubung
ke PCB, sedangkan pin lainnya biarkan saja, lalu ambil sebuah
Transistor yang biasa digunakan untuk transistorswitching regulator / SMPS
dengan parameter Voltase, Arus dan Daya yang sama atau lebih tinggi
dari parameter transistor switching internal STR-S570X atau
STR-S670X, penggunaan transistor dengan parameter Voltase, Arus dan
Daya yang lebih tinggi memungkinkan umur transistor menjadi lebih
panjang. Kemudian hubungkan kaki Basis (Base
) transistor ke jalur PCB yang semula terhubung ke Pin nomor 3 IC,
kaki Emitor (Common)
ke Pin nomor 2 IC, dan kaki Kolektor (Collector)
ke PCB yang semula terhubung ke Pin nomor 1 IC. Pasang pendingin pada
transistor secukupnya dan pastikan Resistor fuse yang terhubung pada
Pin nomor 2 IC tidak dalam keadaan putus (open),
resistor ini biasanya bernilai antara 0.2 - 0.33 Ω / 1 - 2 Watt.
Coba Switching
regulator dengan memberi tegangan listrik dan ukur semua tegangan
keluarannya, jika semua tegangan dalam kondisi normal sesuai dengan
tegangan referensi, maka pekerjaan modifikasi telah selesai.
Semoga bermanfaat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda salam sahabat!!! Rudi thea